Senin, 24 Oktober 2011

Kepekaan Gerak

لا حول ولا قوة إلا بالله
PUSATKAN RASA DENGAN TIADA TERPUTUS KEPADA GETARAN ENERGI ILAHI. TATKALA BERBUAT SESUATU BUKAN KARENA DORONGAN NAFSU DAN BUKAN PULA KARENA ANGAN-ANGAN KOSONG. TETAPI SEMATA-MATA PETUNJUKNYA. MENGIKUTI GERAK TUNTUNAN SUARA HATI NURANI.

LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH
TIDAK ADA DAYA DAN UPAYA KECUALI DENGAN PERTOLONGAN ALLAH
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Perbanyakkanlah membaca La Haula Wala Quwwata Illa Billah karena sesungguhnya bacaan ini adalah obat bagi 99 penyakit, yang mana penyakit paling ringan adalah kebimbangan” (Riwayat Al-Uqaili melalui jabir r.a.)

Mengapa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan kalimat lâ haulâ wa lâ quwwata illâ billâh?

Jawabannya, agar kita melepaskan diri kita dari segala apa yang kita merasa mampu untuk melakukannya, dan kita serahkan semua urusan kepada Allah. Sesungguhnya yang dapat menolong dalam semua aktivitas kita hanyalah Allah Ta’ala, dan ini adalah makna ucapan kita setiap kali melakukan shalat,

“Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan”. [al-Fâtihah/1:5].
Dan kalimat ini, adalah makna dari doa yang sering kita ucapkan dalam akhir shalat kita:

اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, tolonglah aku agar dapat berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu”
Pada hakikatnya seorang hamba tidak memiliki daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. Seorang penuntut ilmu tidak akan mungkin duduk di majlis ilmu, melainkan dengan pertolongan Allah. Seorang guru tidak akan mungkin dapat mengajarkan ilmu yang bermanfaat, melainkan dengan pertolongan Allah. Begitupun seorang pegawai, tidak mungkin dapat bekerja melainkan dengan pertolongan Allah.

Seorang hamba tidak boleh sombong dan merasa bahwa dirinya mampu untuk melakukan segala sesuatu. Seorang hamba seharusnya menyadari bahwa segala apa yang dilakukannya semata-mata karena pertolongan Allah. Sebab, jika Allah tidak menolong maka tidak mungkin dia melakukan segala sesuatu. Artinya, dengan mengucapkan kalimat ini, seorang hamba berarti telah menunjukkan kelemahan, ketidakmampuan dirinya, dan menunjukkan bahwa ia adalah orang yang sangat membutuhkan pertolongan Allah.

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali Imran : 191)

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An Nisaa’ : 103)

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Yunus : 92)

Ada yang lebih aman dalam melatih kepekaan gerak. Yaitu melakukan gerak jurus dengan penghayatan dan tanpa pernafasan segitiga. Merasakan adanya energi yang berada di telapak tangan dan di seluruh badan ketika sedang melakukan gerak jurus senam.
Dan bila telah semakin terlatih, bisa melakukan gerak jurus tanpa jurus, atau gerakan tarian energy. Gerakan ini murni dilakukan dengan kesadaran penuh, artinya semata-mata gerak rasa yang bisa dikendalikan oleh kesadaran kita secara penuh. Beda dengan Gerak ilmu bayu bajra atau ilmu silat setroom yang mana gerakannya tidak bisa dikendalikan oleh kesadaran para praktisi. Latihan tarian energy ini hanya boleh dilakukan siswa senior yang sudah teruji, yang Power meditasinya dan energi kesadarannya sudah mumpuni. Sehingga tidak mudah kemasukan Frekwensi energi liar dari alam semesta.

Manfaat latihan ini adalah sangat besar sekali ketika dipraktekkan di dalam olah rasa sejati yang di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Memahami kehendak Ilahi dan ayat-ayat-Nya di dalam setiap gerak hidup kita, sebagai langkah pasti untuk memahami Asma, Sifat, dan Gerak Perbuatan Tuhan di Alam semesta dan di dalam diri kita. Sebagai perwujudan penghayatan kalimah “La Haula Wala Quwwata Illa Billah” seperti yang telah dijelaskan di atas
Animated Purple Gitter Skull